Siklus Sejarah:
Kejayaan maupun kehancuran adalah suatu siklus, dalam sejarah umat manusia tidak ada suatu kerajaan atau negara yang mendapatkan kejayaan selamanya, pasti ada suatu titik dimana kerajaan atau negara tersebut jatuh. Diantara pergiliran siklus itu, ada jembatan yang mengantarkannya yaitu Krisis.
Perubahan, baik dari kejayaan kepada kehancuran maupun sebaliknya adalah buah dari krisis. Kunci agar krisis itu bisa mengantarkan kepada keadaan yang lebih baik adalah dengan mengambil pelajaran dari siklus-siklus kejayaan dan kehancuran umat sebelumnya. Janganlah kita seperti cerita dalam kegenda The Boiled Frog yang pada awalnya terjebak dengan hangatnya air tempat ia berendam, namun lama kelamaan air tersebut menjadi panas dan membunuhnya.
Kemauan Melewati Krisis:
Kita harus mempunyai paradigma yang psotitif terhadap krisis, agar kita bisa menghadapinya dan meraih kesuksesan dibalik krisis tersebut. Kita juga harus menjadikan diri kita sebagai subyek dalam menghadapi krisis tersebut, bukan menjadi obyek krisis, dengan demikian diharapkan kita akan sukses menghadapinya. Kita juga harus mengelola krisis tersebut agar perubahannya menuju arah yang lebih baik. Hal inilah yang menjadikan Jepang, yang menjadi negara maju saat ini, karena mereka berhasil menjadikan krisis yang melanda negeri matahari tersebut ketika Amerika dan sekutunya melakukan pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki.
Bagaimana Krisis Terjadi:
Krisis adalah sebuah symptomp, keadaan dimana terbentuk jurang antara kenyataan dengan harapan. Krisis biasanya bermula dari pelanggaran atas aturan main.
Lapisan Masyarakat:
Pada umumnya masyarakat terdiri atas beberapa lapisan, yaitu:
1. Creative minority: lapisan ini adalah lapisan yang jumlahnya sedikit namun sangat menentukan. Lapisan ini mempunyai kekuatan dalam membuat keputusan, yang berada dalam lapisan ini adalah Top Management, politisi tingkat atas.
2. Grass root, adalah golongan bawah (alit), masyarakat kita pada umumnya (mayoritas) berada dalam lapisan ini. Kelompok masyarakat pada lapisan ini jumlahnya paling banyak, namun ia tidak memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan seorang diri. Ia butuh orang yang dapat menyuarakan aspirasinya
3. Middle Class,. Jumlahnya tidak banyak, lapisan ini bisa menjadi kekuatan yang dapat menggerakkan grass root yang dapat mengubah kebijakan. Mungkin kita (mahasiswa UNJ) termasuk didalam kelompok ini.
Pembawa Perubahan:
Seperti apakah figur yang dapat membawa perubahan:
1. Master Crisis Manager, ia adalah seorang yang memiliki kompetensi dan menguasai keadaan krisis dan dapat membawa umat kepada jaln keluar. Dalam sejarah Islam, figur ini adalah Nabi Muhammad SAW yang telah dikirim oleh Allah SWT untuk membenahi kondisi kaum jahiliyah yang tidak memiliki aturan dan etika.
2. Perubahan selalu dimulai oleh kelompok kecil dalam masyarakat yang disebut creative minority
3. Middle Class, secara politik kelompok lapisan masyarakat ini adalah kekuatan laten. Ia memiliki kekuatan pendorong dan pendobrak yang dapat membawa aspirasi grass root sehingga secara efektif dapat mempengaruhi kebijakan nasional.
Ciri Subyek dalam Krisis/Perubahan adalah:
Adapun ciri-ciri pelaku atau subyek dalam perubahan adalah sebagai berikut:
1. Golongan yang relatif sedikit jumlahnya, namun memiliki pengaruh yang besar
2. Memiliki kekuatan intelektual dan material, ini adalah modal utama subyek pembawa perubahan
3. Tercerahkan, ia memiliki wawasan yang luas dan berpikir terbuka
4. Terorganisasi, ia adalah sebuah gerakan yang rapih, terorganisasi dengan baik
Modern Organization Peter Senge:
Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi penghalang perubahan dalam organisasi:
1. I’m my position, penghambat perubahan adalah ketika seseorang sudah merasa nyaman dengan posisinya yang saat ini dia dapatkan. Ia sudah merasa nyaman dengan kondisinya saat ini dan enggan melakukan perubahan (status quo).
2. Enemy is out there, paradigma bahwa musuh selalu datang dari luar ini juga menjadi penghambat terjadinya perubahan. Ia menganggap bahwa musuh tidak mungkin berasal dari dalam dirinya, padahal musuh itu ada di dalam diri kita.
3. The Illusion of taking charge, adanya ilusi tanggung jawab
4. The fixation on events, terpaku atas kejayaan masa lalu, sehingga selalu membuat orang terlena pada kejayaannya itu dan tidak menyadari bahwa saat ini kondisinya sedang dalam keadaan terpuruk.
5. The parable of the boiled frog, sebagaimana cerita katak yang terebus air panas yang tidak menyadarinya pada saat awal
6. The delution of learning from experience, salah mengambil sikap atas kejadian yang pernah dialaminya pada masa lalu.
7. The myth of team management, paradigma apabila suatu kelompok mayoritas mengatakan benar maka ia menganggap bahwa keputusan yang buat oleh kelompoknya itu benar, padahal belum tentu. Diperlukan second opinion untuk membuktikan kebenaran tersebut. Untuk memulainya kita harus melakukan zero mind process agar kita bisa jernih dalam melihat/menerima masukan.
Orang Berkualitas Pembawa Perubahan;
Orang yang dapat membawa perubahan adalah orang yang berkualitas, terkadang kita melihat orang ini tidak memiliki kualitas untuk membawa perubahan dibandingkan dengan diri kita. Namun ternyata sebenarnya orang ini memiliki kualitas yang tinggi sehingga dapat melakukan perubahan,
Hikmah:
QS Ar Ra’d: 11
“Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum (bangsa) kecuali kaum itu sendiri mau mengubahnya”.
Mario teguh:
“Tetapkan diri Anda sebagai sahabat bagi kebaikan orang lain, dan lihat apa yang terjadi, baik diri kita maupun orang lain”.
http://www.ridwan-trainer.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar